Selasa, 05 April 2011

Peningkatan = Produktivitas + Moral

Selama ini yang dikenal sebagai kinerja atau performance, apakah itu di bidang ekonomi, perdagangan, pelayanan umum atau pelayanan publik adalah tingkat produktivitas dan kualitas produk itu sendiri. Dalam perkembangannya, akibat dari pengalaman, pendidikan kegiatan penelitian dan pengembangan (R&D), maka tingkat dan kualitas produksi semakin mencapai titik kesamaan dalam medan persaingan. Pada tahap ini , maka kinerja selain diukur dari produktivitas dan kualitas juga ditambah dengan ukuran kecepatan, artinya disamping kualitas dan kuantitas, maka seberapa waktu yang diperlukan dalam proses pembuatan juga menjadi ukuran suatu kinerja. Makin cepat proses pembuatan suatu produk, makin berpeluang bagi produk tersebut untuk meraih kemenangan dalam persaingan atau katakanlah pertandingan.

Perkembangan pun terjadi, setealh kuantitas, kemudian kualitas, kemudian kecepatan yang bila untuk suatu komoditas harga atau cost juga akan menjadi kriteria, maka adakah tambahan atau perkembangan kriteria yang lain ?

Melalui era informasi, yang semakin transparan atau terbuka, maka akhirnya berbagai proses produksi pun menjadi transparan. Artinya berbagai proses produksi pun menjadi transparan. Artinya berbagai proses untuk mencapai suatu produk atau suatu keberhasilan secara relatif juga akan semakin terbuka. Seberapa jauh suatu proses memenuhi kaidah – kaidah yang dianggap memenuhi standar moral yang berlaku, akan menjadi pertimbangan dalam proses memilih suatu produk bagi seorang konsumen atau sekelompok konsumen. Dimulai dari kaidah lingkungan hidup, beberapa perusahaan raksasa yang dianggap beroperasi tanpa mengindahlan kaidah lingkungan hidup terpaksa dilarang beroperasi di suatu Negara. Suatu produk, karena proses pembuatannya juga dinilai tidak sesuai dengan kaidah atau norma tertentu juga ditolak masuk suatu negara tertentu yang sanga ketat dalam norma tersebut. Singkat kata, mulai dari inisiatif, proses dan produk akan mendapat penilaian dari calon pengguna produknya untuk menentukan apakah akan menggunakannya atau tidak.

Dalam konteks demikian , maka perkembangan selanjutnya adalah di masa mendatang, penilaian terhadap suatu kineja merupakan penilaian kumulatif sejak inisiasi, proses dan produk, maka konsekuensi logis, moral produsen akan menjadi obyek penilaian, tidak hanya produknya saja. Disini duduk persoalan dimulai, bagaimana kita bekerja dengan menundukan norma moral sebagai hierarchy tertinggi.

Mari kita bermoral GIVER bukan TAKER, kunci sukses masa depan.

0 komentar:

Posting Komentar